MAKNA FILOSOFI JARIK PARANG BARONG Batik parang memiliki makna yang tinggi dan mempunyai nilai yang besar dalam filosofinya. Batik motif dari Jawa ini adalah batik motif dasar yang paling tua. Batik parang ini memiliki makna petuah untuk tidak pernah menyerah, ibarat ombak laut yang tak pernah berhenti bergerak. Batik parang juga menggambarkan jalinan yang tidak pernah putus, baik dalam arti upaya untuk memperbaiki diri, upaya memperjuangkan kesejahteraan, maupun bentuk pertalian keluarga. Batik parang bahkan menggambarkan kain yang belum rusak, baik dalam arti memperbaiki diri, kesejahteraan upaya mereka, serta bentuk hubungan di mana batik parang pada masa lalu adalah hadiah yang mulia untuk anak-anaknya. Dalam konteks ini, pola berisi dewan orang tua untuk melanjutkan perjuangan parang dilanjutkan. Garis diagonal lurus melambangkan penghormatan dan cita-cita, serta kesetiaan kepada nilai yang sebenarnya. Dinamika dalam pola pa
M AKNA FILOSOFI LAMBANG KERATON SURAKARTA HADININGRAT ( RADYOLAKSONO ) Radyalaksana, lambang Kasunanan Surakarta Hadiningrat (Keraton Surakarta). Lambang ini dirancang oleh Sri Susuhunan Pakubuwono X (memerintah 1893-1939) melalui sabdanya: "Kuncara ruming bangsa dumunung aneng luhuring budaya" yang artinya: Kemahsyuran suatu bangsa terletak pada keluhuran budayanya". lambang ini menampilkan mahkota Raja Jawa sebagai puncak dari perisai berbentuk elips dengan gambar bintang, matahari bersinar, bulan sabit, dan bumi (bola dunia). Pada bola dunia tertancap sebatang paku yang melambangkan Paku Buwono (Paku Dunia), yang bermakna Ratu (Raja/Penguasa) Jawa sebagai pusat Semesta Jawa. Perisai ini diapit rangkaian tanaman bunga dan padi yang melambangkan keluhuran budaya, kekayaan negara, dan kemakmuran rakyatnya. Sehelai pita merah dan putih mengikat kedua rangkaian tanaman, warna ini digunakan sejak kemerdekaan Republik Indonesia pad
SOSOK GKR WANDANDANSARI KOES MOERTIYAH DI MATA SAYA GKR Wandansari Koes Moetiyah adalah salah satu putri Pakubuwono XII(Suryo guritno) dan salah satu istrinya yaitu Kray Pradapaningrum(permaisuri PB XII). Sosok GKR Wandansari Koes Moertiyah atau yang sering disebut Gusti Moeng oleh masyarakat luas khususnya di Surakarta,dia dilahirkan di Dalem Keputren Keraton kasunanan Surakarta pada tanggal 1 November 1960,dia mempunyai suami yang bernama KP Eddy Wirabhumi dan dikaruniai 2 putri yang bernama BRAJ Lungayu dan BRAJ Sedan Mirah. Dia sosok seorang yang paling terpenting di dalam Keraton Surakarta dia mempunyai kedudukan sebagai Lembaga Dewan Adat Keraton,dia dari kecil sudah diajarkan berbagai macam tarian sakral keraton oleh sang ibu,dan dia juga diajarkan tentang paugeran-paugeran (aturan) yang ada di Keraton,dia juga mempelajari falsafah kehidupan di dalam salah satu tarian sakral Keraton yaitu Bedoyo Ketawang,dia selalu melakukan acara - acara sakral Keraton. Akan tetapi sejak ada on
Komentar
Posting Komentar